Membangun Sesuai Budget Dengan Rumah Tumbuh



Anda berniat memiliki rumah cantik namun terbentur dana terbatas? Jangan khawatir, keinginan Anda itu dapat diatasi dengan cara merancang konsep rumah tumbuh. Konsepnyanya berbeda dengan renovasi.
 Seperti namanya, konsep rumah tumbuh yakni pembangunan rumah secara bertahap yang disesuaikan kebutuhan dan kemampuan keuangan. Sedangkan renovasi diartikan sebagai mengubah fungsi ruang ataupun tatanan rumah dari rumah yang sudah ada sebelumnya. Proses renovasi tidak diniatkan dari awal untuk dikembangkan bangunannya. Renovasi dilakukan seketika saja, ketika kebutuhan untuk menambah ruangan terasa diperlukan.
 Membangun rumah tumbuh bukan berarti memangkas biaya pembangunan rumah. Namun, membangun rumah tumbuh bisa dikatakan mencicil biaya pembangunan sehingga membuat biaya pembangunan terasa lebih ringan. Pembanguannya dapat dilakukan bertahap, disesuaikan dengan dana yang tersedia.
 Berapapun uang yang kita miliki saat ini, jika dirasa cukup untuk membuat bangunan tambahan, maka kita dapat memanfaatkannya, misalnya untuk membangun sebuah kamar. Nanti, ketika kita memiliki uang kembali, kita pun dapat melanjutkan pembangunan kembali. Konsep seperti ini membuat kita lebih tenang dalam membangun rumah, karena pembangunan dilakukan sesuai kemampuan finansial.
 Konsep pengembangan rumah tumbuh dibagi menjadi dua, yakni tumbuh secara vertikal dan horizontal. Proses pembangunannya bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu membeli kaveling kosong untuk dibangun rumah tumbuh, ataupun membeli rumah tumbuh keluaran pengembang. Yang penting untuk diingat, pendirian awal bangunan pertama atau biasa disebut rumah inti sudah harus memenuhi ruangan-ruangan wajib dari sebuah rumah, yaitu kamar tidur, kamar mandi, ruang keluarga, dan dapur. Sehingga, penambahan bangunan nantinya, dikhususkan untuk membangun ruangan-ruangan pelengkap yang memang dibutuhkan saja.
  Selain itu, mengingat pembangunan berjangka memang sudah direncanakan, oleh karenanya harus diupayakan agar saat mendirikan bangunan pertama sudah memiliki fondasi atau struktur bangunan yang kuat. Sehingga saat penambahan bangunan dilakukan, bagian lama rumah bisa tetap “nyambung” dengan yang baru, tanpa harus membongkar pasang fondasi dan struktur untuk menambah bangunan. OK?